Milan Daily: Groceries and Stuffs

By addinaf - 12:00:00 AM

Ciao!

Setelah membahas tentang transportasi dan kehidupan commuting di Milan (click here), pada Milan Daily kali ini saya akan coba membahas tentang salah satu poin penting dalam kehidupan mahasiswa; yaitu Groceries! Iya jadi saya akan membahas di mana saya biasa membeli bahan-bahan makanan dan hal-hal yang terkait dengan keperluan kehidupan sehari-hari. Enjoy!


Hmm.. where should I start..
Mungkin saya akan membagi beberapa klaster untuk groceries ini, dan di setiap klaster akan saya coba beri detail di mana dan apa saja yang bisa dibeli dan tips pada setiap klaster. Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman dan pengetahuan saya selama tinggal di Milan.

SUPERMARKET
Okay, first thing first, tentu saja supermarket. Supermarket apa sih yang terbesar, terbanyak, dan paling penting, termurah di sini? Apa perbedaan supermarket ini dan itu? Bagaimana perlakuan dan sistem pembayaran dan kartu member? Karena supermarket ini jenisnya cukup banyak, jadi saya bagi menjadi beberapa sub-bab:

1. ESSELUNGA
Esselunga adalah supermarket favorit saya di Milan secara khusus, dan Italia secara general. Esselunga ini adalah supermarket asli Italia dan bahkan hanya ada di area Lombardia dan beberapa kota di Emilia Romagna dan Tuscany (batasnya Florence). Esselunga merupakan chain-store pertama di Italia yang sudah berdiri sejak 1957 dan termasuk dalam 20 besar perusahaan terbesar Italia dan bahkan menjadi supermarket dengan biggest profit in Europe (4th place).

Anyway, saya suka berbelanja di Esselunga karena bisa dibilang Esselunga ini serba ada, semua benar-benar ada, dan semua produknya adalah buatan lokal Italia. Jadi selain bisa untuk makanan sehari-hari, Esselunga juga bisa dijadikan opsi untuk oleh-oleh. Variasinya pun sangat banyak, dan mereka memiliki produk mereka sendiri yang bisa cukup diperhitungkan kualitasnya, dan dengan harga yang terjangkau meskipun bukan yang termurah. Tokonya luas, nyaman, dan pegawainya juga cenderung lebih cekatan dan ramah. Esselunga yang sering saya kunjungi di Milan adalah Esselunga Certosa (dulu), Esselunga Garibaldi, dan Esselunga Valtellina. Sistem self-payment nya juga menurut saya yang paling cepat dan mudah dipahami. Esselunga juga memiliki kartu membership yang bisa menambah diskon dan poin yang bisa ditukar dengan mainan (banyak teman-teman saya yang mengoleksi mainannya), maupun bisa diuangkan saat berbelanja.

Esselunga juga berada di banyak tempat dan lokasi. Selama saya berpindah-pindah rumah, selalu ada Esselunga di dekatnya (dengan jarak 1 - 2 stops metro). Fun fact; Esselunga berarti S yang Panjang. Maka bisa dilihat di store di bawah, S nya selalu panjang seperti itu. Yawla receh yha.

Esselunga
Source: Il Sole 24 Ore
Superstore Esselunga
Source: Il Notiziario
2. LIDL
Teman-teman pasti tahu supermarket sahabat mahasiswa yang satu ini. Ya! Lidl adalah sahabat semua mahasiswa. Lidl merupakan chain yang berasal dari Jerman. Saya juga suka berbelanja ke Lidl misal untuk keperluan yang sangat spesifik dan saya tahu harganya selisih banyak. Contohnya, bumbu dapur, di Lidl satu botol origano harganya 50 cent saja, kalau di supermarket lain bisa 1,2 Euro. Atau keju cheddar saya juga memilih untuk membeli di Lidl, yang mana harganya 3 Euro dengan isi 50 slices. Ada juga kue-kue untuk sarapan atau snack yang murah dan enak di Lidl. Lidl selalu menjadi penyelamat saya ketika traveling, terutama kalau saya sedang berada di Eropa bagian utara yang jauh lebih mahal, hanya Lidl yang terjangkau.

Tentu saja tingkat kenyamanannya akan berbeda dengan Esselunga. Lidl tidak menyediakan keranjang belanja, dan banyak barang-barang yang dijual tidak ditaruh rak (hanya ditaruh di krad begitu saja, kalian akan bisa melihat perbedaannya dengan Esselunga pada foto di bawah ini). Jumlah chain nya tentu tidak sebanyak Esselunga yang benar-benar asli Italia dan menguasai area Lombardia. Meskipun bukan yang favorit, Lidl Via Valsina (paling dekat rumah) adalah sahabatku, dan sahabat kita semua.

Lidl sahabatku
Source: Terranostra News
Tata letak dan interior Lidl
Source: Milano Today

3. CARREFOUR
Selanjutnya, Carrefour penyelamat di kala mendesak. Carrefour bisa dibilang salah satu chain store yang mahal dan kurang lengkap. Hanya saja kelebihannya, Carrefour ini ada di mana-mana, ada versi expressnya, ya kalau diibaratkan seperti Indomaret/Alfamart di Indonesia, ada di mana-mana dengan versi kecil. Carrefour juga memiliki jam buka yang lebih banyak dibandingkan supermarket lainnya (24 jam), dan bahkan di waktu libur seperti Ferragosto (libur nasional Italia), Natal, maupun Tahun Baru. Hal ini menjadi wajar kalau harga barang di Carrefour lebih mahal dibandingkan supermarket lain. Diskon-diskonnya pun hanya berlaku untuk member.

Saya akan memilih berbelanja di Carrefour kalau saya sedang kepepet, ada deadline, atau sedang terlalu malas atau lelah berjalan lebih jauh ke supermarket lain. Posisi Carrefour ini benar-benar strategis dan ada di mana-mana (Carrefour Express). Saya sering berbelanja di Carrefour Via Farini. Kesan untuk self payment nya saya kurang suka karena banyak errornya dan petugasnya kurang cekatan menanggapi.

Carrefour Aperti 24/7
Source: Wikipedia
Carrefour Express
Source: GDO Week
4. TIGROS
Last but not least, Tigros. Tigros ini juga chain supermarket asli Italia. Saya bisa bilang harga dan kualitas Tigros 11-12 dengan Esselunga. Konsep Tigros pun juga sama, ada produk murah maupun produk dari perusahaan lain. But Esselunga still win my heart. Harganya cukup murah, produknya cukup bervariasi. Hanya saja storenya memang tidak sebanyak Esselunga. Kebetulan Tigros di dekat rumah saya (Via Gioia) tidak sebesar Esselunga yang jaraknya 2 stops, jadi kalau saya punya waktu lebih, saya akan memilih untuk ke Esselunga dibandingkan ke Tigros. Sistem self-payment di Tigros juga cukup nyaman dan kompetitif dengan Esselunga.

Tigros
Source: GDO Week
Selain supermarket yang saya sebutkan di atas, masih banyak juga beberapa supermarket lain seperti Coop, In's, Eurospin, Conad, Simply, dan Pam. Atau mungkin masih ada banyak yang saya terlewat untuk menyebutkan. Overall, ke-empat supermarket di atas adalah yang paling sering saya kunjungi dan saya merasa cukup dengan supermarket tersebut tergantung dari situasi dan kondisi saya saat hendak berbelanja.

MACELLERIA
Selain supermarket, saya juga cukup sering berbelanja di Macelleria, yang artinya adalah toko daging. Macelleria ini ada yang pemiliknya orang Arab, Turki, India, Afrika, dan Italia. Jika saya ada waktu dan energi lebih, saya biasanya membeli daging ayam, daging sapi, beras, atau sosis di macelleria. Selain lebih murah, halal, kita sebagai pembeli juga bisa request daging jenis apa yang kita inginkan, misal untuk daging sapi, saya selalu membeli daging cacah, untuk ayam saya selalu membeli ayam fillet untuk mempermudah saya mengolah.

Sebenarnya mungkin tidak semua orang merasa nyaman untuk membeli daging di macelleria, karena bau daging, atau kesannya tidak sebersih atau seterang supermarket, dan kewajiban untuk berkomunikasi dengan bahasa Italia dengan butcher nya cukup menantang kalau tidak bisa berbahasa Italia. Saya dulu juga begitu, baru akhir-akhir ini kira-kira enam bulan terakhir saya kalau bisa meluangkan diri, akan memilih berbelanja di macelleria.

Selain daging, Macelleria juga menjual berbagai macam jenis bumbu dan roti arab, saya sendiri jarang membeli roti arab, walaupun harganya sangat murah. Oh ya, kadang-kadang penjual macelleria juga suka mengajak ngobrol dan siapa tahu (kalau beruntung) bisa dapat bonus lebih. Macelleria yang sering saya datangi adalah macelleria-macelleria Arab yang ada di Maciachini (yang paling dekat dengan metro stop) dan Caiazzo.

Macelleria (Italia)
Source: Industria Alimentare
ALIMENTARI (INTERNATIONAL STORE)
Selanjutnya dalam episode berbelanja kebutuhan makanan, sebagai orang Asia, dan terutama penggemar kecap manis, saya membutuhkan asupan kecap dan jajanan asia. Kemana lagi kalau bukan International Store (Alimentari). Alimentari berarti toko kelontong, dan ada banyak jenis toko kelontong di Milan, dari Alimentari Afrika, India, Asia, Italia. Kira-kira banyak jenisnya hampir sama dengan macelleria. Saya tentu saja lebih cenderung dengan selera Asia (China), karena saya kurang suka makanan pedas. Di mana di situ saya bisa membeli indomie, mie telur, daging tipis (untuk hotpot), beras, sesame oil, saus sambal (kalau suka), minuman teh-teh botol, rice cracker, kulit lumpia (untuk martabak), kecap manis, kecap asin, sampai sayur-sayuran yang tidak ada di supermarket Italia seperti pok choy.

Oh ya, di Milan, tidak ada kecap bangau (sepengetahuan saya), jadi saya membeli kecap manis Thailand dengan merk Healthy Boy yang isinya 700ml seperti di warung-warung mie ayam. Harus berhati-hati ya saat membeli kecap, karena kecap manis tidak begitu common, jadi benar-benar harus diperhatikan apakah itu kecap manis atau kecap asin. Pastinya dengan harga yang murah dan terjangkau.

Toko Asia yang paling terkenal adalah Kathay, tapi saya belum pernah ke sana karena konon harganya yang lebih mahal. Saya lebih suka membeli di Milan Store (Loreto), atau China Store di China Town (Paolo Sarpi), dan China Store di Via Tonale. FYI; harga Indomie 1 Euro dapat 3.
Kathay Store
Source: Puntarella Rossa 
STUFFS
Last but not least, berbicara tentang kebutuhan sehari-hari, pastinya kita juga membutuhkan stuffs, atau apa ya disebutnya; kehidupan anak kos lah. Seperti kontainer, kesed, tempat cucian, ember, lampu, sabun cuci piring, sabun cuci baju, atau alat-alat dapur semacam itu. Sebenarnya stuffs tersebut bisa dibeli di IKEA, tapi menurut saya IKEA cocok disambangi kalau kalian benar-benar berniat untuk membeli banyak dan akan digunakan dalam jangka waktu panjang. Contohnya, saya ke IKEA ketika saya memang awal-awal di sini. Karena jarak IKEA Milan yang cukup jauh, meskipun jumlahnya ada 4, letaknya ada di ujung ke ujung. Selain IKEA, bisa juga ke Bricco. Toko alat-alat ini semacam Esselunga untuk peralatan. Namun harganya cukup mahal menurut saya, memang dengan kualitas yang lebih baik.

Dari pilihan-pilihan yang ada itulah kemudian pilihan saya jatuh ke; AUMAI, toko serba ada yang terletak di Loreto. Benar-benar serba ada (in terms of peralatan lho ya) dan harga nya sangat terjangkau. Aumai ini toko China yang terdiri dari 3 lantai (atau 4), ada peralatan rumah tangga, sabun-sabun, perkakas dapur, maupun perkakas kamar mandi, sampai baju dan pernak-pernik juga ada. Aumai ini memang toko hebat.

Aumai toko hebat
Source: Brescia
Saya rasa toko-toko di atas sudah merupakan toko-toko esensial untuk mahasiswa, atau mungkin saya ada yang terlewat karena letak toko-toko tersebut kebanyakan di daerah rumah saya (Milan Central - Zona 9). Mungkin juga masih belum yang termurah atau terbaik.

Anyway, mengenai sistem pembayaran, selain menggunakan cash, semua bisa menggunakan kartu kredit maupun debit, bisa dicek langsung oleh kasir maupun self-payment, saya pribadi lebih suka self-payment karena lebih cepat, meskipun tergantung juga dari pembeli sebelumnya sih. Self-payment adalah di mana pembeli bisa scan sendiri bar code barang yang dibeli kemudian tinggal swipe kartu untuk pembayaran atau masukkan uang kertas atau koin (jika memilih cash).

Selain self-payment checkout tadi, pembeli juga bisa memilih menggunakan scanner nya langsung (ada booth berisi scanner-scanner bar-code) dan akan langsung terhubung dengan kartu kredit pembeli. Jadi selama berkeliling supermarket, langsung saja di scan dan bayar. Semua menggunakan mesin. Untuk keluar dari supermarket, pembeli akan mendapatkan bar code dari receipt pembayaran tadi.

Oh ya, soal receipt, di Italia, semua-semua-semua hal pasti ada nota pembayarannya. Karena di Italia ada peraturan mengenai penyediaan nota pembayaran untuk penjual. Bahkan untuk kopi dengan harga 1 Euro pun akan ada nota pembayarannya.

Self Checkout
Source: News
Selain itu, staff supermarket atau toko juga tidak akan meladeni dan membantu memasuk-masukkan barang belanjaan ke dalam tas, pembeli harus melakukan sendiri dan menggunakan kantung yang mereka bawa sendiri. Penggunaan kantung plastik sama dengan pembelian sebesar 10 - 20 sen (1500 - 2000 rupiah). Pembeli juga bisa menyewa stroller belanja (kereta dorong belanja) yang besar dengan deposit sebesar 1 Euro, yang akan kembali jika pembeli memasukkan kembali kereta belanja ke shelter di dalam supermarket. Cukup wajar jika melihat stroller belanja di rumah-rumah. Biasanya keluarga tersebut memang 'memiliki' stroller tersebut dan menggunakannya untuk berbelanja di supermarket terdekat rumah tersebut.

Well, to conclude, saya suka berbelanja dan bahkan menganggap berbelanja bahan kebutuhan sehari-hari sebagai sebuah hiburan. Saya juga membeli produk-produk yang diskon, offerta (sedang dalam promo), atau memperhitungkan dan membandingkan secara jumlah dan harga antara satu produk dan lainnya. Kunci nya, berbelanjalah stok dalam jumlah besar (contoh tissue, sabun cuci baju, sabun cuci piring), karena akan lebih murah, dan jangan membeli sebelum barang akan habis, karena nanti justru kita akan merasa punya dan lebih boros. Untuk makanan pun juga begitu, saya membeli daging untuk stok seminggu, dan makanan yang lebih awet (tuna kaleng, sosis) untuk berjaga-jaga. Dan saya juga selalu membawa tote bag kemanapun di tas apapun agar bisa berbelanja kapanpun di mana pun.

Hope you enjoy this post and hope it will help you!
Please give comments, critiques, or suggestion for the next topic for me :)


Addina Faizati
Milan, 2018

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Bookmark dulu siapa tau aku kerja di sana

    (Ngimpi aja dulu.)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin! semoga aku masih bisa kerja dan tinggal di sini jugaa

      Delete