Ciao!
Well, now it's the time for Milan Daily: Fun Facts. Sebelumnya, saya sudah posting mengenai Transportasi dan Groceries kali ini, berdasarkan poling kecil di Twitter, saya memutuskan untuk menulis tentang hal-hal tidak tertulis, atau fakta-fakta yang mungkin kurang begitu penting berdasarkan pengalaman saya sehari-hari, but then, it's funny or interesting to know.
Karena mungkin selama menulis ini saya menuliskannya dengan random, atau ya seingatnya, jadi tidak menutup kemungkinan ada yang terlewat, atau mungkin nanti akan ada Fun Facts kedua. Enjoy!
Milan Daily: Fun Facts (1) |
Cappuccino = Morning Coffee
Well, well, well, Italian loves coffee. Absolutely. Terutama cappuccino. Cappuccino adalah kopi yang terdiri dari campuran kopi, susu, dan foam. Cappuccino pertama kali 'ditemukan' di Italia dan bahkan dipatenkan atas nama Luigi Bezzera sekitar tahun 1900. Cappuccino di sini pasti ukurannya 'segitu', bukan seperti yang biasa di Indonesia dengan gelas besar atau disajikan dingin. Ohya, anyway, hampi semua kopi di sini disajikan hangat! Kopi dingin (shakerata), biasanya hanya ada di musim panas.
Fakta menarik tentang cappuccino, karena mengandung susu dan foam yang diasumsikan sebagai 'minuman berat', biasanya cappuccino ini diminum pagi hari berbarengan dengan sarapan khas Italian, yaitu brioche, biskuit, atau dolce lain. Kira-kira maksimal jam 12 lah minum cappuccino. Hampir bisa dipastikan yang memesan cappuccino selain jam 12 adalah foreigner. But anyway, suatu hari saya pernah bertanya pada teman Italia saya; di suatu sore saat kami sedang ngopi bareng.
"I want to order a cappuccino, but now it's 4 o'clock.."
"Nah.. it's okay Addina, since it's cold, it's okay."
But, well, rasa-rasanya saya memang belum pernah melihat teman Italian minum cappuccino di atas jam 12 sih. Hahaha.
Italian breakfast: Cappuccino and Brioche |
Coffee Break (Pausa or Merenda)
Since we are still talking about coffee, let's finish this. Italia memang terkenal dengan coffee culture nya, kopi setiap pagi, siang, sore, malam. As I said before, kopi selalu hangat, minum selagi hangat, dan bukan didiamkan berlama-lama sambil mengerjakan tugas. Haha. Sebagai penggemar minuman dingin ala-ala Starbucks, tinggal di sini cukup mengejutkan, karena jenis minuman seperti itu (dingin, shake, latte, creamy, foamy) cukup sulit ditemukan, biasanya hanya ada di American Coffee Shop atau di Boba Shop (bubble tea), which is really rare. Ukuran kopi-kopinya pun sudah pasti 'segitu', caffe normale (lungo), macchiato, marocchino, latte macchiato, well, mungkin butuh satu post sendiri kali ya untuk kopi.
Anyway, karena mereka sangat 'butuh' kopi, hampir setiap dua jam di kelas akan ada coffee break, atau pausa, yang artinya istirahat. Professor pun butuh istirahat, kalau kelas mulai jam 9, kira-kira jam 11 Prof akan bertanya;
"Coffee break?"
Of course yessss. Waktu istirahatnya pun bervariasi dari 5 menit, 10 menit, sampai 15 menit. Mahasiswa pun akan berlarian menuju coffee machine untuk membeli kopi. Kalau bekerja kelompok dengan teman-teman pun akan seperti itu, kalau sudah suntuk, pekerjaan akan berhenti sebentar untuk 'ngopi'. Jangankan kuliah, bahkan di bioskop pun ada coffee break! Iya! Biasanya waktu film lagi seru-serunya, dipotong 5 menit untuk Pausa ~
Pausa di tengah-tengah film Source: Yelp |
Selain pausa tadi, ada juga istilah khusus yaitu merenda yang artinya afternoon snacks, biasanya sekitar pukul 4 atau 5. Teman-teman Italia akan beristirahat sebentar untuk makan jajan snack manis atau buah, atau ngopi (lagi). Kalau saya biasanya sudah bawa snack trancino, crostatina, atau pan di stelle dari rumah karena lebih hemat. Hahaha. Anyway, kalau beristirahat, teman-teman Italia ini termasuk dalam golongan orang yang benar-benar tidak mau membahas pekerjaan. Break is a break. Let's enjoy the coffee while we are at it.
Gambaran Merenda Source: Acooknotmad |
Pan di Stelle Source: Bella Italia Food |
Aperitivo Time!
Selanjutnya, Aperitivo. Apa sih aperitivo? Aperitivo artinya adalah drink. Literally. Jadi, di Milan (setahu saya hanya ada di Milan (or at least, Lombardia area)), ada tradisi bernama Aperitivo, di mana sekitar pukul 7 sampai 9 atau 10 malam, orang-orang Milanese minum dan snack sebelum makan malam. Yes, jadi hanya semacam appetizer saja. Namun karena euphoria yang sangat tinggi, banyak tempat makan, bar, restoran, cafe berlomba-lomba menawarkan aperivito dengan harga terjangkau dan berbagai macam makanan dan pilihan minuman. All you can eat.
Yes it is. Kira-kira dengan harga dari 8 Euro sampai 11 Euro kalian bisa pilih drinks, baik alkohol maupun analcolico semacam pinacolada, mojito, atau jus buah-buahan. Makanannya pun bervariasi, tergantung tempat makan masing-masing, biasanya ada chips, kentang (dengan berbagai macam varian), foccacia (seperti pizza, tapi lebih tebal), chicken wings, risotto, salami, berbagai macam keju, buah, maupun dessert. Semua bebas ambil dan pilih sesuka hati.
Aperitivo seperti tradisi untuk melepas penat setelah bekerja, minum dan ngemil, lalu pulang atau berlanjut makan malam bersama. Biasanya kalau mahasiswa seperti saya sih, memanfaatkan aperitivo dengan maksimal untuk mengambil makanan sebanyak-banyaknya, kemudian habis aperitivo lalu pulang ~
Gambaran menu Aperitivo Source: Milano Today |
Aperitivo drink Source: La Cucina Italia |
Ciao, Grazie, Scusa, Permesso, Prego
Last, but not least, walaupun banyak stigma mengatakan orang Italia itu lebih spontan, blak-blakan, dan so loud (yes, they are), but...
Mereka tetap saling menyapa, mengatakan terima kasih, permisi, atau maaf di hampir segala situasi. Terutama saat commuting. Seperti yang sudah saya ceritakan pada post sebelumnya mengenai commuting, karena banyaknya 'gesekan' saat commuting, sudah sewajarnya mengucapkan scusa (baca: skussa) yang berarti maaf, atau kalau lebih santun (biasanya untuk orang yang lebih tua) mereka mengucapkan scusa mi (baca: skussa mi) yang artinya maafkan saya. Kalau mau turun dari transportasi umum, atau mau sekedar lewat dan memotong, mereka akan mengucapkan permesso yang berarti permisi. Semua diucapkan pelan-pelan dengan tujuan hanya orang yang dituju saja yang sadar, kecuali kalau sudah keterlaluan mereka akan sedikit mengeraskan suaranya.
Sama halnya seperti grazie (baca: grat-zi-e) yang artinya terima kasih, biasanya diucapkan kepada supir bus (kalau mereka masih menahan pintu bus saat kita berlari mengejar), atau kepada barista bar, kasir, atau siapapun. Oh ya, mereka juga mengucapkan Ciao (baca: cao) atau Buongiorno (baca: buon-ji-or-no) yang artinya selamat pagi atau selamat siang, biasanya kalau pertama masuk kelas, di bar, atau bahkan pada supir bus mereka juga mengucapkan selamat pagi.
Sedangkan prego adalah pengucapan balasan setelah grazie. Jadi misalnya ada yang mau lewat, kita menahan sedikit pintunya, orang tersebut akan mengucapkan grazie, sebagai balasan akan dijawab prego yang artinya silahkan, atau it's okay.
Milan Daily: Useful words |
Menurut saya hal-hal seperti ini yang membuat kehidupan ber-commuting atau berkomunikasi dengan teman-teman lebih nyaman. Bisa dibedakan pendatang (yang masih baru), akan masih tampak kaku mengucapkan hal-hal kecil seperti itu, seperti saya dulu, karena saya masih takut salah pembacaannya. Sekarang sudah terbiasa dengan mensyukuri hal-hal kecil, seperti ada orang menahan pintu untuk kamu lewat, atau orang memberikan jalan, atau untuk pekerjaan yang memang sudah sewajarnya dilakukan pun tidak ada salahnya mendapatkan ucapan terima kasih.
Mungkin kesopanan dan hal-hal kecil seperti ini yang kita lupakan kepada teman-teman atau keluarga terdekat. There is nothing wrong just to say sorry or thank you. No?
Addina Faizati
Milan, 2018
PS: I will update the Fun Facts (2) soon! A lot of kinds of stuff to talk about! ;)
0 comments