Ciao Ragazzi!
Sebenarnya masih mau bahas fun fact ya, tapi lagi in the mood of food banget dan kebetulan tadi pagi habis belanja mingguan. Jadi kali ini, Milan Daily nya akan membahas tentang makanan sehari-hari yang saya masak, makan, atau proses sehari-hari. Bahan-bahan makanannya pun kurang lebih didapat dari tempat belanja yang sudah saya sebutkan sebelumnya di Milan Daily: Groceries. Early disclaimer; saya bukan tipe orang yang rewel soal makanan, makanannya juga bisa jadi itu-itu aja, dan nggak gampang bosan, tipe makanan juga kurang spesial, saya sih lebih ke tipe; asal enak (menurut saya sendiri), sudah cukup, oh ya, juga bukan semuanya otentik Italia dan atau Indonesia ya, jadi resep ala-ala. Hope you enjoy!
1. Pasta + Pesto sauce + Chicken/Egg
Recently, I like to make pasta and pesto sauce for daily life. Sebenarnya sebelum ini, saya tidak suka pesto, saya baru mulai menyukai pesto sejak saya merasakan pesto asli buatan Italian mamma di rumah teman saya di dekat Roma. Akibatnya, sekarang saya selalu membuat pesto, karena memang mudah dan cepat dibuat. Sayangnya saat ini *detik ini juga* saya tidak punya foto yang cukup proper untuk mewakili pasta pesto buatan saya.
Pesto adalah saus pasta khas Genova (kota di Italia utara dekat dengan pelabuhan) yang terbuat dari basil dan keju. Bisa dipastikan saus ini saus yang sehat. Biasanya saya kombinasikan dengan telur rebus atau ayam potong dadu yang dimasak bersamaan dengan saus pestonya. Sebenarnya peraturan aslinya sih bukan sama ayam ya, tapi gapapa lah ya..
Oh ya, saya juga 100% yakin saus pesto homemade akan berbeda dengan saus pesto botolan, namun teman saya yang berasal dari Genova menyarankan saya untuk menggunakan saus pesto merk Tigullio.
Pasta & Pesto Photo source: All Recipes |
2. Pasta + Ragù sauce
Sebelum era pesto, saya juga suka dengan opsi menu pasta dengan saus ragù, yaitu saus yang terbuat dari daging sapi cincang dan saus tomat, dengan bumbu basil, origano, dan pepper. Kuncinya adalah, saya membeli daging sapi cincang sebanyak setengah kilogram dan mengolahnya menjadi saus ragù dan memasukkannya ke dalam tupperware besar, jadi untuk berikutnya, saya tinggal memasak pastanya saja. Such a lazy.
Saya memasak ragu ketika saya sedang banyak-banyaknya deadline, jadi tidak perlu repot memikirkan mau makan apa nanti. Walaupun sepertinya menu ini tidak cocok untuk kalian yang mudah bosan dengan satu jenis makanan tertentu. Oh ya, pasta yang digunakan juga bisa lebih bervariasi dengan pasta apapun.
Pasta with Ragu Sauce Photo source: Cafe Delites |
3. Pasta + Tonno Aglio Olio
Saya juga sempat tergila-gila dengan pasta dan tonno (tuna). Super gampang, cepat, mudah, dan enak! Tuna yang biasa saya beli adalah tuna kaleng Rio Mare yang harganya sekitar 5-6 euro dengan isi 4 kaleng tuna. Tidak ada yang spesial dengan menu ini. Pasta ini bisa dibilang pasta yang paling mudah dan tidak repot dibandingkan dengan pasta yang lain.
Pasta + Tuna aglio olio Photo source: TasteAu |
4. Pasta + Carbonara sauce + Chicken/Tuna
Kalau sedang ingin makanan yang lebih creamy, pasta carbonara salah satu jawaban yang tepat. Kadang-kadang memang terasa terlalu berat sih, apalagi kalau sudah terbiasa dengan pesto atau ragu, atau aglio olio. Saya biasa memilih pasta dengan saus carbonara untuk makan di siang hari di akhir pekan. Jenis pasta yang digunakan pun bisa bermacam-macam, pun lauknya. Saya lebih suka dengan ayam atau tuna.
Saya sendiri masih mempertanyakan ke-authentic-an pasta carbonara dengan susu. Sepertinya pasta dengan susu ini adalah menu fusion dengan American style, karena kalau saya browsing, carbonara yang asli hanya menggunakan keju permaggio untuk creamy nya.
Pasta Carbonara |
5. Rice + Chicken + Soy sauce
Selain masakan fusion ala-ala Italia campur Asia, sekarang menu kali ini benar-benar menu ala Addina yang memang suka ayam dan kecap manis sejak kecil. Kecap yang saya gunakan selama di sini adalah kecap Healthy Boy dari Thailand, seperti yang sudah pernah saya ceritakan sebelumnya, kecap botol besar ala warung mi ayam. Menu makanan ini adalah menu favorit kalau sedang ingin makan ayam tapi malas bikin katsu, dan mau cepat jadi aja. Cepat, kilat, dan mudah. Bisa dibilang ini agak mirip menu bekal anak-anak SD yang hobi makan nasi ayam kecap dan telur sih.
Nasi ayam kecap |
6. Rice/Fries + Chicken Katsu + Soy sauce/Barbeque sauce
Lagi-lagi menu olahan ayam. Chicken katsu ini bisa jadi pilihan, walaupun agak sedikit lebih ribet dibandingkan menu yang lain, tapi rasanya lebih kenyang dan banyak. Cocok untuk pelepas penat di kala weekend. Saya beli tepung Panko (tepung jepang) di toko internasional di sini. Saking sukanya dengan chicken katsu, saya sempat beli tepung panko sebanyak 3kg atau 4kg? Saya seperti yang punya warung makan saja ya. Hahaha. Biasanya kalau sedang rajin, saya membuat katsu-katsu ini banyak dan saya masukkan kotak di freezer, jadi besok-besoknya tinggal di goreng seperti nugget.
Pilihan karbohidratnya juga bisa dengan nasi, kentang goreng, atau spaghetti aglio olio. Saus nya juga bisa bervariasi, saus barbeque, mayonnaise, atau kecap manis. Kadang-kadang juga saya tambahkan dengan sayur yang sudah dipotong dadu. Ala-ala restoran gitu ceritanya.
Selain katsu, tepung panko ini juga biasa saya buat sebagai tepung pelapis kalau saya membuat chicken cordon bleu. Waktu summer (sedang libur), saya suka memasak chicken cordon bleu, akhir-akhir ini karena kuliah sudah dimulai dan sedang padat-padatnya, saya lebih memilih memasak chicken katsu. Oh ya, sepertinya tepung panko ini bisa digantikan dengan bread crumbs, mungkin hasilnya tidak se-crispy dengan menggunakan tepung panko.
7. Pancake + Honey
Last but not least! Salah satu menu makanan yang paling sering saya buat adalah, pancake dan madu. Terutama untuk sarapan. Bahkan sempat karena saking rajinnya (atau malasnya?) saya juga makan pancake di malam hari. Alasannya; mudah, cepat, dan tidak perlu berpikir saat memasak. Topping yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dari madu (yang pasti ada di rumah), nutella, buah-buahan (strawberry, pisang), atau choco chips.
Saking seringnya membuat pancake, saya sempat berada di fase membuat pancake benar-benar sempurna bulat, mulus, dan cantik seperti bulan. Sekarang sepertinya sudah tidak sesempurna itu, karena kualitas teflon saya yang semakin menurun juga berpengaruh pada kecantikan pancake.
Kira-kira menu-menu di atas adalah menu survival saya selama di Milan. Sebenarnya masih ada juga menu-menu lain seperti mi ayam, ayam madu, salad ayam saus lemon, nasi goreng, semur, atau dessert seperti terang bulan, bubble tea, tiramisu, maupun cookies. Mungkin akan saya bagikan di Milan Daily: Food to Survive edisi berikutnya. Berikut saya tampilkan beberapa bahan makanan utama yang saya sebutkan di menu-menu di atas.
Jadi, bagaimana menurut kalian, apakah saya survive enough? Hahaha
Yang kenal saya pasti paham kalau saya ini benar-benar tidak bisa memasak, sekarang ya lumayan lah ya sedikit-sedikit karena tuntutan peran sebagai mahasiswa yang harus rajin membawa bekal, saya jadi lumayan bisa bertahan hidup.
Oh ya, satu lagi, saya kurang percaya diri untuk memasak untuk orang lain, selama ini saya cuma memasak untuk kalangan tertentu saja. Takut di-judge sama yang lebih ahli memasak. Karena selera makan saya juga cukup berbeda, saya cenderung lebih suka makanan yang tidak terlalu pedas, tidak begitu suka sayur, dan suka creamy dan sweet food.
Mungkin permasalahannya adalah apakah saya bisa memasak hal yang sama kalau saya di Indonesia? Mengingat bahan makanan yang tersedia (terutama untuk menu-menu makanan bukan masakan Indonesia) di Itali cukup berbeda (baik harga maupun rasa) dengan yang ada di Indonesia. Intinya sih masakan di sini cukup salt, pepper, origano, dan basil. Kalau masakan Indonesia masih banyak rentetan bumbu masak yang saya sendiri mungkin belum bisa membedakan dengan baik.
Semoga bisa ditiru ya resepnya! Mohon maaf karena saya anaknya agak asal dalam urusan masak-memasak jadi tidak ada detail takarannya, hampir semua metode memasak saya adalah metode intuisi. Hahaha
Anyway, hope you enjoy this post!
Please give comments or suggestion for the next topic for me! :)
Pilihan karbohidratnya juga bisa dengan nasi, kentang goreng, atau spaghetti aglio olio. Saus nya juga bisa bervariasi, saus barbeque, mayonnaise, atau kecap manis. Kadang-kadang juga saya tambahkan dengan sayur yang sudah dipotong dadu. Ala-ala restoran gitu ceritanya.
Selain katsu, tepung panko ini juga biasa saya buat sebagai tepung pelapis kalau saya membuat chicken cordon bleu. Waktu summer (sedang libur), saya suka memasak chicken cordon bleu, akhir-akhir ini karena kuliah sudah dimulai dan sedang padat-padatnya, saya lebih memilih memasak chicken katsu. Oh ya, sepertinya tepung panko ini bisa digantikan dengan bread crumbs, mungkin hasilnya tidak se-crispy dengan menggunakan tepung panko.
Chicken Katsu |
Chicken Cordon Bleu *versi lengkap dan rajin |
Last but not least! Salah satu menu makanan yang paling sering saya buat adalah, pancake dan madu. Terutama untuk sarapan. Bahkan sempat karena saking rajinnya (atau malasnya?) saya juga makan pancake di malam hari. Alasannya; mudah, cepat, dan tidak perlu berpikir saat memasak. Topping yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dari madu (yang pasti ada di rumah), nutella, buah-buahan (strawberry, pisang), atau choco chips.
Saking seringnya membuat pancake, saya sempat berada di fase membuat pancake benar-benar sempurna bulat, mulus, dan cantik seperti bulan. Sekarang sepertinya sudah tidak sesempurna itu, karena kualitas teflon saya yang semakin menurun juga berpengaruh pada kecantikan pancake.
Pancake madu |
Pancake-pancake yang cantik |
Esensial~ |
Yang kenal saya pasti paham kalau saya ini benar-benar tidak bisa memasak, sekarang ya lumayan lah ya sedikit-sedikit karena tuntutan peran sebagai mahasiswa yang harus rajin membawa bekal, saya jadi lumayan bisa bertahan hidup.
Oh ya, satu lagi, saya kurang percaya diri untuk memasak untuk orang lain, selama ini saya cuma memasak untuk kalangan tertentu saja. Takut di-judge sama yang lebih ahli memasak. Karena selera makan saya juga cukup berbeda, saya cenderung lebih suka makanan yang tidak terlalu pedas, tidak begitu suka sayur, dan suka creamy dan sweet food.
Mungkin permasalahannya adalah apakah saya bisa memasak hal yang sama kalau saya di Indonesia? Mengingat bahan makanan yang tersedia (terutama untuk menu-menu makanan bukan masakan Indonesia) di Itali cukup berbeda (baik harga maupun rasa) dengan yang ada di Indonesia. Intinya sih masakan di sini cukup salt, pepper, origano, dan basil. Kalau masakan Indonesia masih banyak rentetan bumbu masak yang saya sendiri mungkin belum bisa membedakan dengan baik.
Semoga bisa ditiru ya resepnya! Mohon maaf karena saya anaknya agak asal dalam urusan masak-memasak jadi tidak ada detail takarannya, hampir semua metode memasak saya adalah metode intuisi. Hahaha
Anyway, hope you enjoy this post!
Please give comments or suggestion for the next topic for me! :)
Addina Faizati
Milan, 2018
0 comments