Sebelumnya:
Day 0, 17 August 2015
Hari H-1 sebelum keberangkatan adalah hari ter-riweuh. Kami ber-enam akhirnya benar-benar berkumpul dan membahas itinerary lengkap, komplit, dan detail baru di hari itu. Baru memasukkan jadwal, rute, dan alamat dan nomer penting ke dalam 1 file excel.
Sedikit berbeda dengan South East Asia Trip lalu yang lebih organik, perjalanan Jepang ini bisa diperkirakan akan jauh lebih padat dan ketat. Alasannya adalah termasuk kami tidak ingin menyia-nyiakan Jepang, selain itu perbedaan culture dan kekhawatiran akan bahasa membuat perjalanan ini jauh lebih menegangkan dibandingkan South East Asia Trip kemarin.
Adit dan Iqbal benar-benar serius membahas tempat-tempat arsitektur mana yang must to dan atau not to visit while in Japan. Kami sedikit banyak terbantu dengan buku Japan Architectural Guide milik Adit. Benar-benar kitab arsitektur selama di Jepang, selain itu kami juga terbantu oleh koleksi peta dan itinerary dari senior-senior kami di kantor.
Kami baru beres membahas itinerary, nge-print dalam ukuran super kecil agar mudah dibawa ke mana-mana sekitar maghrib atau pukul 6 sore. Kemudian baru kami masing-masing pulang dengan sudah membawa file penting, itinerary, tickets, hostel booking, dan sebagainya untuk berjaga-jaga keesokan harinya.
Day 1, 18 August 2015
Hari pertama akan dimulai dari perjalanan panjang dari Bandung menuju Narita. Kami sepakat untuk bertemu langsung di bandara sekitar pukul 1 atau setengah 2 siang. Saya berangkat bersama Kak Maria dengan bantuan Rere, sedangkan Adit, Iqbal, Popi, dan Kiki berangkat berempat. Kami berenam bertemu di sana sesuai waktu yang dijanjikan. But poor us, pesawat kami di delay hingga 2 jam! Gosh. Bahkan saya sampai sudah sempat youtube an Bigbang menggunakan komputer ruang tunggu.
Kami baru berangkat menuju KL sekitar pukul 6 maghrib, dan kami tiba di KL untuk transit dan flight menuju Narita pukul 23:45 waktu KL. Karena di delay tadi, kami tidak terlalu lama menunggu di KL, kami hanya menyempatkan diri untuk beristirahat, ishoma, dan makan McD di bandara untuk kemudian melanjutkan penerbangan menuju Narita. Perjalanan dari KL menuju Narita memakan waktu 6 jam perjalanan. Beruntungnya saya mendapat window seat dan bisa menikmati matahari terbit di atas awan negeri matahari terbit.
Sunrise above Japan |
Day 2, 19 August 2015
Kami baru tiba di Narita sekitar 8:45 pagi. What a tiring day! But, finally, it's Japan already!
I was wondering with how clean they keep the construction-in-progress inside the airport. Saat kami berjalan mencari kereta, kami menemukan beberapa bagian bandara sedang dalam proses konstruksi dan benar-benar bersih, tidak ada semen atau kotoran konstruksi lainnya, they really keep it as clean as if it's no construction.
Kami membeli Suica (pink) atau Pasmo (green) untuk keperluan kami bermobilisasi selama di Jepang untuk 8 hari berikutnya. Ada beberapa mesin Suica/Pasmo yang menyediakan Bahasa Inggris, ada juga yang tidak, di awalnya kami cukup kebingungan karena tidak banyak orang yang bisa ditanyai. Yes, Japan.
Kami membeli dengan debit pertama 2000Y untuk keperluan membeli Keisei Line to Ueno seharga 1230Y. Kereta di sini semua sudah terjadwal, don't missed it! Kami naik kereta ekspress yang mengantar orang-orang dari bandara menuju kota. Kereta nya bersih, bagus, too good I could cry. Haha!
And we enjoying suburban view of Japan at its best. In case you don't know, we haven't take a bath since yesterday afternoon and hungry, our last meal was yesterday midnight.
Perjalanan dari Narita menuju Ueno memakan waktu sekitar 30-50 menit. .Anyway, harga tiket kereta tadi bervariasi tergantung durasi perjalanannya. Kami tiba di stasiun Ueno dan bergegas mencari loker untuk menyimpan barang kami. Stasiun di Jepang memiliki loker-loker otomatis untuk menyimpan barang, kalau tidak salah loker ini bisa digunakan maksimal 24 jam dengan harga bervariasi tergantung dari besaran lokernya. Saya menggunakan loker seharga 500Y untuk berdua dengan Kak Maria.
Kami menyempatkan diri menuju Family Mart terdekat dan membeli beberapa onigiri dan minuman untuk mengisi perut. A bit confused at first, but I choose the one that looks like salmon or tuna instead, to keep it safe. Kemudian kami semacam piknik duduk-duduk sambil bersantai di Ueno Park mengamati orang-orang berlalu lalang sebelum berkeliling di sekitar Ueno. Jepang di musim panas dan siang hari benar-benar such a ..... I don't know how to say; it's hot, but I think Indonesia is hotter. Panas musim panas Jepang lebih ada humidity nya.
Anyway, kombinasi berikut ini: in the middle of the day + taman + onigiri + suara serangga seperti yang di komik-komik ceritakan = Finally, it's Summer in Japan!
Selanjutnya:
Summer in Japan: It's Tokyo Already! (2)
Kami membeli Suica (pink) atau Pasmo (green) untuk keperluan kami bermobilisasi selama di Jepang untuk 8 hari berikutnya. Ada beberapa mesin Suica/Pasmo yang menyediakan Bahasa Inggris, ada juga yang tidak, di awalnya kami cukup kebingungan karena tidak banyak orang yang bisa ditanyai. Yes, Japan.
Kami membeli dengan debit pertama 2000Y untuk keperluan membeli Keisei Line to Ueno seharga 1230Y. Kereta di sini semua sudah terjadwal, don't missed it! Kami naik kereta ekspress yang mengantar orang-orang dari bandara menuju kota. Kereta nya bersih, bagus, too good I could cry. Haha!
Perjalanan dari Narita menuju Ueno memakan waktu sekitar 30-50 menit. .Anyway, harga tiket kereta tadi bervariasi tergantung durasi perjalanannya. Kami tiba di stasiun Ueno dan bergegas mencari loker untuk menyimpan barang kami. Stasiun di Jepang memiliki loker-loker otomatis untuk menyimpan barang, kalau tidak salah loker ini bisa digunakan maksimal 24 jam dengan harga bervariasi tergantung dari besaran lokernya. Saya menggunakan loker seharga 500Y untuk berdua dengan Kak Maria.
Loker otomatis (bisa bayar pake Suica / Pasmo) |
Kami menyempatkan diri menuju Family Mart terdekat dan membeli beberapa onigiri dan minuman untuk mengisi perut. A bit confused at first, but I choose the one that looks like salmon or tuna instead, to keep it safe. Kemudian kami semacam piknik duduk-duduk sambil bersantai di Ueno Park mengamati orang-orang berlalu lalang sebelum berkeliling di sekitar Ueno. Jepang di musim panas dan siang hari benar-benar such a ..... I don't know how to say; it's hot, but I think Indonesia is hotter. Panas musim panas Jepang lebih ada humidity nya.
Anyway, kombinasi berikut ini: in the middle of the day + taman + onigiri + suara serangga seperti yang di komik-komik ceritakan = Finally, it's Summer in Japan!
Summer ambience in Ueno Park |
Selanjutnya:
Summer in Japan: It's Tokyo Already! (2)
Addina Faizati
2 comments
makin rapi nulisnya
ReplyDeleteditunggu tulisan selanjutnya dan selanjutnya~
makasih mas heeel :"" kyaa kyaa terharu
Delete