I never thought before that I say that kind of “Thank you” that much. Even more, for me that Thanks still not enough to express how I feel blessed.
Beberapa entah hari, minggu, atau
bulan terakhir ini saya rasa saya sedang berada di salah satu fase bahagia
saya. Bahagia yang saya maksud bukan bahagia yang terlalu meledak ledak that I have to tell everyone that I’m happy.
Bukan juga bahagia yang seperti lotre yang super bahagia I can’t even help my self. Tapi lebih ke
bahagia di mana saya merasa memang banyak hal hal yang patut disyukuri sehari
hari. Nah, I’m not trying to say to you
about bayangkan kalau kamu sakit, susah jalan, atau semacamnya yang mungkin
sudah sering kamu dengar dan atau baca di internet, televisi, atau di ESQ.
Kadang ada hal hal kecil yang
mungkin kamu sadari atau tidak sebenarnya adalah cara Allah untuk menambahkan
daftar panjang kebahagiaan dan hal hal yang harus kamu syukuri sehari hari. Misalnya,
kemarin sore sepulang kantor saya mampir Borma untuk membeli kue pukis. Saya beli
tiga, tapi si Bapak ngasih saya oleh oleh lebih karena saya beli sudah
menjelang isya, beliau sudah mau tutup. Sepanjang pulang dari Borma menuju kos
saya berpikir, berapa harga kue pukis ini, kok saya dapat empat padahal cuma
bayar sekian. Sampai kemudian saya menyimpulkan kalau memang benar si Bapak
memang benar benar berniat ngasih saya
yang mungkin terlihat lapar malam malam.
I feel so blessed. Orang yang tidak saya kenal saja sudah berusaha
menyisihkan satu bagian dari jualannya (yang bisa saja terjual) untuk membuat
saya bahagia. Saya tidak berpikiran apa apa, sampai keesokannya (atau hari
ini), saya bercerita ke teman kantor kalau kemarin saya beli tiga dikasih
empat, and I get shocked when he reply me
like this; Ah, udah basi kali pukisnya din. Whoa. Manusia memang memiliki
sudut pandangnya masing masing ya. I’m
not sure apakah saya yang terlalu lugu atau saya yang terlalu mudah bahagia
karena hal seperti itu?
Cerita lainnya, tadi pagi saya
sempat menaruh beberapa laundrian berat seperti jins sebelum ke kantor, saya
berjanji pada si Ibu laundry an untuk mengambil cucian minggu lalu malam ini karena
sudah terlalu terburu buru ke kantor. Kemudian, baru saja, sepulang kantor,
ketika saya mau mengambil laundrian minggu lalu, si Ibu bilang; oh iya, Andin, sekalian Ibu jadikan yang tadi
pagi mumpung nggak begitu banyak. And I feel like…… Saya jadi tidak perlu
dua kali bolak balik mengambil cucian dan lagi tidak membayar lebih untuk
cucian satu hari jadi yang memang tidak saya rencanakan tadi.
Salah satu hal lain yang
membahagiakan adalah kegiatan komunitas Bandung
Sketchwalk yang saya ikuti weekend kemarin,
selain kegiatannya yang memang saya suka (sketsa), saya juga terharu waktu Pak
Thamrin (penggiat Bandung Sketchwalk) ternyata mengingat saya meskipun tidak
hafal nama, tapi Pak Thamrin masih ingat profesi saya. “Anak URBANE kan?” satu kalimat itu saja dari Pak Thamrin rasanya
sudah cukup buat saya, masih dilanjutkan oleh Bu Thamrin yang juga mengingat
waktu saya bertemu beliau di suatu acara di Jakarta.
Atau bahkan sesederhana ketika
ada orang yang melihat sesuatu dan teringat tentang kamu dan berusaha
membaginya kepadamu. I appreciate and
feel happy and save the pictures that people sent to me. Hampir kebanyakan
teman teman membagi gambar atau foto kucing yang mereka temui kepada saya and that simple thing could make me happy.
Saya pernah ditanya oleh seorang teman saya mau oleh oleh apa dari tempat dia
bepergian nanti, “Apa ya barang kecil
yang kalau kamu lihat rasanya ingat aku.”
Saya sendiri memang bukan orang
paling baik yang kamu tahu. I’m not the
smartest, the richest, the most beautiful, or even more the happiest person on
earth who got everything that I want. But God gives me everything that I need. Saya
pernah pada suatu ketika, saya merasa saya sudah cukup baik kepada semua orang,
namun tiba tiba saya dikecewakan, but
then, one of my best friend said that we don’t need a reason(s) to be kind and
nice to people. Kita tidak harus dibalas kebaikannya oleh orang tersebut
juga, tapi bisa jadi oleh orang orang baru yang tidak kita kenal namun tiba
tiba membantu kita banyak. I’ve been
there.
Afterall, tidak ada yang tidak suka diperlakukan baik. For me, diucapkan terimakasih dan
mengucapkan terimakasih dan kemudian si orang tadi merespon denga baik dan
menyenangkan adalah hal hal yang bisa membuat hari kamu bahagia secara
sederhana. As simple as say thankyou to Pak
Parkir, or Ibu Warung Makan, or everybody.
Bahagia, happy, tidak harus selalu yang bisa dibanggakan seperti I’ve been there and there and there, atau
I’ve got this and that and that, tapi
bisa juga hal hal kecil di atas tadi. For
me, thank you is still not enough to tell you how blessed I am being surrounded
by all those lovely people.
And I have to thank God more for them.
Addina Faizati
Nosstres - Pegang Tanganku
8 comments
Aiih, semoga berkah selalu Kak Adinaa :)
ReplyDeleteamiiin terimakasih Lina :)
Deletebe thankful. sesederhana mengucapkan alhamdulillah..
ReplyDelete:4
alhamdulillah yah :3
Deletekangen blog iniiiii, seneng banget akhirnya sempet baca lagi <3
ReplyDeleteMenurut aku, kasih senyum dan dibales senyum tulus orang-orang yang sama sekali nggak kita kenal di jalan aja, udah sebuah blessing banget. Hihi, dan bener reaksi temen kantor kamu, standard kebahagiaan tiap orang kan beda-beda.
ReplyDeleteaaaakkk mbak naaaddsss thankyouuu for dropping by! :3
Deletelove you :*
Ini salah satu tulisan inspiring, kadang suka lupa untuk bersyukur dan berterima kasih atas hidup yang wonderful. :)
ReplyDelete