i do love writing .
dulu saya pernah merasakan benar benar 'gila' menulis . waktu saya kelas 2 - 3 SMA . dan tanpa sadar saya menulis sebuah cerita sepanjang 85 halaman tentang kehidupan jurnalistik dengan gaya bercerita yang agak nge-pop. hemm . saya suka dengan tokoh Efghi (cowok) dalam cerita ini .
dan ini adalah penggalan part ke 5 dalam cerita yang lumayan panjang tersebut . enjoy :)
Aku suka sekali cappucino. Dan selalu tersedia cappucino sachet di dapurku. Bukan alasan apa-apa. Karena aku percaya. Hidup itu seperti cappucino rasa strawberry. Kadang terasa pahit seperti cappucino. Tapi aku yakin. Suatu saat hidupku akan terasa rasa strawberrynya. Manis dan menyenangkan walaupun sedikit asam sih. Kehidupanku, teman-temanku, keluargaku, dan diriku sendiri merupakan strawberry paling manis.
Semua rasa itu berbaur dan menyatu dengan sempurna menjadi segelas besar cappucino rasa strawberry. Meskipun aku tidak yakin cappucino rasa strawberry itu benar-benar ada.
Dan itulah alasan. Mengapa aku menyukai cappucino.
Sayangnya, sepertinya aku termasuk orang dengan gelas yang terlalu banyak rasa cappucinonya.
Pahit.
Mungkin karena Tuhan sedang kehabisan strawberry?
Sekarang, aku sudah benar-benar merasakan cappucino rasa strawberry milikku. Sedikit pahit di awal. Namun sekarang, aku bisa merasakan manisnya. Benar-benar manis. Bahkan aku merasa Tuhan memberi gelas cappucinoku terlalu banyak strawberry. Kalau tidak, rasanya tidak mungkin semanis ini.
Aku percaya, setiap orang memiliki cappucino rasa strawberrynya sendiri. Dengan takaran masing-masing yang berbeda-beda. Tergantung persediaan Tuhan akan cappucino dan strawberry. Dengan rasa yang pas untuk masing-masing personal.
Dan untuk saat ini. Aku sudah merasakan strawberry pada cappucinoku.
“nDien, ke tempat Ardhan besok, mau pergi sama aku nggak?”
PS: I love how this story end :) that you will never now how sweet it is if you havent read the whole story .