It's keeping all your hopes alive / When all the rest of you has died /
So let it break your heart //
(26, Paramore)
Selamat datang usia 26.
Yes, I am 26. Io ho venti sei. Tahun ini bisa dibilang saya tidak terlalu bersemangat ketika memasuki bulan Maret, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Maret ini diawali dengan pindahan rumah, beberes kamar, beradaptasi dengan lokasi rumah baru, flatmates, dan mengerjakan thesis, dan review dengan professor di minggu kedua.
Sampai suatu hari, saya sarapan dengan salah satu teman terdekat saya di kelas, dan dia menanyakan; Addina, what is your plan for your birthday?
Me: My.. birthday? Ah.. yes.. it's almost my birthday, when is it again?
Her: The week after this week, Addina. Did you forget your birthday?
Me: Hahaha.. I didn't expect that my birthday will be this soon, I'm too busy preparing stuff for Marzia (my supervisor), so I don't really think about it.
Akhirnya, hari ini pun datang. My plan for my birthday is no plan. I mean, saya tidak bisa mengundang teman-teman saya ke rumah, karena memang peraturan apartemen yang tidak memperbolehkan, saya tidak ada rencana spesial untuk menghabiskan malam, dinner di tempat fancy, atau semacamnya. Mungkin saya akan di rumah, mengerjakan thesis, mungkin pacar saya akan datang, memasak, atau kita akan makan di luar (yang tidak terlalu mahal), I don't know, I don't have specific plan, and I'm not mad at all.
And I don't know what to say in this post, but I just decided to make this post to think about what I did and what I learnt from the previous year. I personally like the idea of my post about 23//24 last two years (click on the link), and I will make 2 big things or facts about me, and 6 small things or facts.
TWO POINTS
1. Love and hate relationship with Milan (and PSSD)
I fall in love with this city, Milan, I must say. I showed my love to this city in this video: She is Milan, and this post: 10 Things about Milan and Me. Despite all the dramas and all the bad things that happened here. Di sini, apapun bisa terjadi, kapanpun, dan dengan siapapun. Begitu juga dengan perasaan saya pada jurusan saya; PSSD (Product Service System Design), saya suka fieldnya, Service Design, tapi.. beban nya cukup besar, dan halangan yang dihadapi cukup berat. I don't know how to explain it to you, but, this (two) year(s) I have this love and hate relationship with Italy in general, Milan, and PSSD in specific, but recently, I already accepted all the good and bad things that they have. I need to finish it anyway, no?
I fall in love with this city, Milan, I must say. I showed my love to this city in this video: She is Milan, and this post: 10 Things about Milan and Me. Despite all the dramas and all the bad things that happened here. Di sini, apapun bisa terjadi, kapanpun, dan dengan siapapun. Begitu juga dengan perasaan saya pada jurusan saya; PSSD (Product Service System Design), saya suka fieldnya, Service Design, tapi.. beban nya cukup besar, dan halangan yang dihadapi cukup berat. I don't know how to explain it to you, but, this (two) year(s) I have this love and hate relationship with Italy in general, Milan, and PSSD in specific, but recently, I already accepted all the good and bad things that they have. I need to finish it anyway, no?
She is Milan |
2. tbhadulting
I must say, living abroad in Milan give me a lot of new things to learn, to think about. Banyak hal-hal yang lebih cenderung pada accepting yang saya pelajari di sini. Saya merasa mulai berdamai dengan orang-orang, diri saya, dan lingkungan. Saya tidak se-meledak-ledak seperti awal-awal saya di sini, atau 2 - 3 tahun lalu. Refleksi mengenai lingkaran pertemanan, perbedaan pendapat, rumah, jarak, alasan-alasan, dan beberapa hal yang saya anggap penting sudah saya tulis pada Tentang Sesuatu, About Home, Jarak, dan Alasan-Alasan. I'm accepting myself and things around me.
Berdamai dengan mie ayam yang menggunakan bavette (sejenis spaghetti) |
SIX POINTS
1. Cook my own food
Yes, I am. Buat teman-teman yang sudah kenal saya sejak lama pasti tahu benar bahwa saya adalah seseorang yang tidak bisa memasak, tidak paham, dan tidak berminat dalam bidang tersebut (kurang lebih). Namun sebelum berangkat ke Milan, saya sudah didekatkan dengan masak-memasak oleh Ibu saya, dimulai dari membantu menyiapkan sarapan atau makan malam. Sedikit banyak saya mulai belajar. Sesampainya di Milan, keadaan memaksa dan menuntut saya untuk bisa memasak sendiri. Saya sendiri cukup kagum dengan pencapaian saya dalam hal memasak, dari masakan Indonesia, Italia, sampai sweet food. Yah, meskipun saya juga tidak menjamin pasti sesuai dengan selera semua orang sih. Anyway, post tentang kegiatan memasak saya bisa kalian lihat di post ini (klik): Milan Daily: Food to Survive (1)
Yes, I am. Buat teman-teman yang sudah kenal saya sejak lama pasti tahu benar bahwa saya adalah seseorang yang tidak bisa memasak, tidak paham, dan tidak berminat dalam bidang tersebut (kurang lebih). Namun sebelum berangkat ke Milan, saya sudah didekatkan dengan masak-memasak oleh Ibu saya, dimulai dari membantu menyiapkan sarapan atau makan malam. Sedikit banyak saya mulai belajar. Sesampainya di Milan, keadaan memaksa dan menuntut saya untuk bisa memasak sendiri. Saya sendiri cukup kagum dengan pencapaian saya dalam hal memasak, dari masakan Indonesia, Italia, sampai sweet food. Yah, meskipun saya juga tidak menjamin pasti sesuai dengan selera semua orang sih. Anyway, post tentang kegiatan memasak saya bisa kalian lihat di post ini (klik): Milan Daily: Food to Survive (1)
Salah satu menu andalan saya: Chicken katsu |
2. Learning Italian
Saya mulai belajar Bahasa Italia. Ya, mungkin bisa dibilang terlambat, but, well, saya mulai belajar di sebuah kelas yang diadakan oleh komunitas orang-orang Italia yang peduli dan ditujukan untuk pendatang (terutama imigran dari Afrika), kelasnya pun gratis! Saya berencana untuk mengikuti kelas yang diadakan langsung oleh pemerintah Italia setelah kelas gratis ini. Saya memulai dari A1, namun saya sendiri merasa cukup yakin, karena pacar saya bisa mengajari saya dan sahabat terdekat saya di sini adalah Italian. One day one word. Oh ya, soal kelas tadi, menarik sekali, karena saya satu kelas dengan teman-teman imigran dari berbagai macam negara (rata-rata negara di Afrika, Bangladesh, negara-negara yang (maaf) relatif lebih miskin), mereka juga rata-rata bekerja sebagai tukang cuci piring, satpam, teknisi, atau karyawan di supermarket. Saya bisa dibilang paling 'pintar' dalam arti daya tangkap, tidak sedikit dari mereka yang membaca saja masih terbata-bata, namun mereka bisa dibilang lebih berani dan cepat dalam artian lebih mudah bagi mereka untuk mempelajari Bahasa Italia. Pengalaman ikut kelas dengan teman-teman imigran menjadi salah satu pembelajaran tersendiri bagi saya :)
Saya mulai belajar Bahasa Italia. Ya, mungkin bisa dibilang terlambat, but, well, saya mulai belajar di sebuah kelas yang diadakan oleh komunitas orang-orang Italia yang peduli dan ditujukan untuk pendatang (terutama imigran dari Afrika), kelasnya pun gratis! Saya berencana untuk mengikuti kelas yang diadakan langsung oleh pemerintah Italia setelah kelas gratis ini. Saya memulai dari A1, namun saya sendiri merasa cukup yakin, karena pacar saya bisa mengajari saya dan sahabat terdekat saya di sini adalah Italian. One day one word. Oh ya, soal kelas tadi, menarik sekali, karena saya satu kelas dengan teman-teman imigran dari berbagai macam negara (rata-rata negara di Afrika, Bangladesh, negara-negara yang (maaf) relatif lebih miskin), mereka juga rata-rata bekerja sebagai tukang cuci piring, satpam, teknisi, atau karyawan di supermarket. Saya bisa dibilang paling 'pintar' dalam arti daya tangkap, tidak sedikit dari mereka yang membaca saja masih terbata-bata, namun mereka bisa dibilang lebih berani dan cepat dalam artian lebih mudah bagi mereka untuk mempelajari Bahasa Italia. Pengalaman ikut kelas dengan teman-teman imigran menjadi salah satu pembelajaran tersendiri bagi saya :)
3. Extremely bad ukulele player (but I enjoy it)
Sudah lama saya ingin bisa bermain musik. I was, but I failed. Saya pernah mengikuti kelas biola ketika saya di jenjang pendidikan SMP, dengan tujuan untuk mempersiapkan ujian seni musik di akhir tahun kedua. Saya mengakui untuk bermain biola itu sangat susah dan saya sangat lamban memahaminya. Saya berhenti belajar sejak saya mempersiapkan ujian akhir SMP. Akhirnya saya mulai yakin untuk mencoba membeli ukulele karena pacar saya adalah pemain gitar, dan bisa mengajari saya bermain ukulele. I'm extremely bad at this field, but anyway, I enjoy it a lot! Tentu saja, walaupun lagu-lagu yang saya cover adalah lagu-lagu yang cukup populer, saya pribadi paling suka bermain lagu-lagu Taylor Swift (#loudandproudswifties). Anyway, cek video cover saya ya di akun youtube saya: Youtube Addina
Sudah lama saya ingin bisa bermain musik. I was, but I failed. Saya pernah mengikuti kelas biola ketika saya di jenjang pendidikan SMP, dengan tujuan untuk mempersiapkan ujian seni musik di akhir tahun kedua. Saya mengakui untuk bermain biola itu sangat susah dan saya sangat lamban memahaminya. Saya berhenti belajar sejak saya mempersiapkan ujian akhir SMP. Akhirnya saya mulai yakin untuk mencoba membeli ukulele karena pacar saya adalah pemain gitar, dan bisa mengajari saya bermain ukulele. I'm extremely bad at this field, but anyway, I enjoy it a lot! Tentu saja, walaupun lagu-lagu yang saya cover adalah lagu-lagu yang cukup populer, saya pribadi paling suka bermain lagu-lagu Taylor Swift (#loudandproudswifties). Anyway, cek video cover saya ya di akun youtube saya: Youtube Addina
Turut berpartisipasi dalam demam Dilan |
4. Do my make up
Saya bisa bilang, saya termasuk orang yang cukup peduli pada penampilan (dan cukup terlambat), karena saya baru mulai berniat untuk tampil lebih girly setelah saya resign dari kantor saya di tahun 2015. Mungkin juga karena lingkungan saya di kantor tidak mewajibkan saya untuk berdandan, sehingga membuat saya malas. Akhirnya ketika saya tiba di Milan, saya memutuskan untuk follow the standards, I must say, Milanese love to dress up. Saya perlahan-lahan dengan bekal skin care dan make up yang sudah disiapkan Ibu saya dari Indonesia, saya tambah dengan hal-hal yang saya ingin coba dan saya rasa butuh. Saya sendiri terinspirasi make up dari Taylor Swift (#loudandproudswifties) karena dari itu saya membeli eyeliner dan belajar membuat cat eye, saya juga punya eyeliner dengan warna biru metalik untuk di musim panas. Bisa dibilang eyeliner adalah signature make up saya. Untuk lipstik, saya memilih warna merah bata, dan bisa dibilang saya bukan pengoleksi lipstik seperti kebanyakan make up enthusiast lainnya. Anyway, kalian bisa baca post tentang detail make up yang saya gunakan sehari-hari pada post berikut: My Make Up Daily.
Saya bisa bilang, saya termasuk orang yang cukup peduli pada penampilan (dan cukup terlambat), karena saya baru mulai berniat untuk tampil lebih girly setelah saya resign dari kantor saya di tahun 2015. Mungkin juga karena lingkungan saya di kantor tidak mewajibkan saya untuk berdandan, sehingga membuat saya malas. Akhirnya ketika saya tiba di Milan, saya memutuskan untuk follow the standards, I must say, Milanese love to dress up. Saya perlahan-lahan dengan bekal skin care dan make up yang sudah disiapkan Ibu saya dari Indonesia, saya tambah dengan hal-hal yang saya ingin coba dan saya rasa butuh. Saya sendiri terinspirasi make up dari Taylor Swift (#loudandproudswifties) karena dari itu saya membeli eyeliner dan belajar membuat cat eye, saya juga punya eyeliner dengan warna biru metalik untuk di musim panas. Bisa dibilang eyeliner adalah signature make up saya. Untuk lipstik, saya memilih warna merah bata, dan bisa dibilang saya bukan pengoleksi lipstik seperti kebanyakan make up enthusiast lainnya. Anyway, kalian bisa baca post tentang detail make up yang saya gunakan sehari-hari pada post berikut: My Make Up Daily.
My Daily Make Up stuffs |
5. Breakfast-person
Saya memang tipe morning-person, dan saya bisa bilang, menjadi morning-person di sini banyak keuntungannya, salah satunya adalah, karena jam normal yang rata-rata dimulai jam 9 - 9.30, saya bisa bangun lebih dahulu, senam di kamar, membuat pancake untuk sarapan, bahkan breakfast with my closest friends! Saya dan teman-teman terdekat saya (Kak Dina, Kak Eva, Kops, Mas Danis) suka sarapan (coffee and brioche) sebelum memulai aktivitas. Harga kopi di sini tidak begitu mahal, hanya 1 Euro, untuk brioche nya harga berkisar dari 1 - 1,5 Euro (sebenarnya tidak lebih mahal dari Indonesia karena sarapan dengan kopi dan brioche adalah salah satu tradisi di Italia). Kami bertemu di coffee shop favorit kami pukul 8 atau 9 (menyesuaikan), satu jam, kemudian masing-masing beraktivitas. Sekarang, karena teman-teman saya sudah for good ke Indonesia, saya melanjutkan kegiatan ini dengan sahabat Italian saya yang juga adalah seorang morning-person, kami bertemu di coffee shop yang kami sepakati, jam 8 sampai jam 9, kemudian masing-masing melakukan kegiatannya, internship, sala studio, pulang, etc etc. I can say that breakfast-friends are usually your best friends to spend time with :)
Saya memang tipe morning-person, dan saya bisa bilang, menjadi morning-person di sini banyak keuntungannya, salah satunya adalah, karena jam normal yang rata-rata dimulai jam 9 - 9.30, saya bisa bangun lebih dahulu, senam di kamar, membuat pancake untuk sarapan, bahkan breakfast with my closest friends! Saya dan teman-teman terdekat saya (Kak Dina, Kak Eva, Kops, Mas Danis) suka sarapan (coffee and brioche) sebelum memulai aktivitas. Harga kopi di sini tidak begitu mahal, hanya 1 Euro, untuk brioche nya harga berkisar dari 1 - 1,5 Euro (sebenarnya tidak lebih mahal dari Indonesia karena sarapan dengan kopi dan brioche adalah salah satu tradisi di Italia). Kami bertemu di coffee shop favorit kami pukul 8 atau 9 (menyesuaikan), satu jam, kemudian masing-masing beraktivitas. Sekarang, karena teman-teman saya sudah for good ke Indonesia, saya melanjutkan kegiatan ini dengan sahabat Italian saya yang juga adalah seorang morning-person, kami bertemu di coffee shop yang kami sepakati, jam 8 sampai jam 9, kemudian masing-masing melakukan kegiatannya, internship, sala studio, pulang, etc etc. I can say that breakfast-friends are usually your best friends to spend time with :)
La storia della colazione |
6. Nomaden but hoarder
Pada point ini, saya seharusnya sudah menyadari sejak saya berada di Bandung untuk bekerja dua tahun lalu. Tapi saya ini memang tidak ada kapoknya. Saya termasuk orang yang suka mengoleksi barang-barang pritilan, misal; kartu pos, mainan kecil lucu, washi tape, kaleng lucu, lampu-lampu, tiket-tiket, etc etc. Saya juga suka mendekor kamar saya dengan hal-hal dekoratif yang sangat festive (link: Room Sweet Room). Namun, di satu sisi, karena satu dan lain hal yang di luar wewenang saya, saya juga diharuskan untuk berpindah-pindah selama saya tinggal di sini (link: Masalah-Masalah). Hal ini sedikit banyak membebani saya karena sifat saya yang semi nomaden, namun dengan barang-barang yang sudah tidak terhitung berapa banyaknya. Pakaian, buku, alat tulis, alat elektronik, pritilan (penting tidak penting), alat masak, bahan makanan, ukulele, cermin besar, dekorasi, alat olahraga (yoga mat dan dumble) kecil. Terakhir saya pindah, saya meninggalkan meja kecil IKEA, container pink IKEA, kipas angin (peninggalan Kak Eva), tempat sampah ruangan, dan yoga mat, juga sudah saya sumbangkan ke Donna Valore (untuk didonasikan ke Afrika) banyak baju-baju yang saya rasa sudah tidak saya pakai. Saya sendiri juga tidak tahu bagaimana saya akan mengatasi masalah banyaknya benda-benda ini nantinya.
Last but not least,
My plan for my birth-day is no plan.
Saya masih harus ke kantor internship dan menjalani hari seperti biasa. Mungkin saya akan makan malam di rumah (memasak) dengan pacar saya, hari Sabtu akan piknik dengan teman-teman PPI Milan, dan Minggu saya berencana untuk ngopi dengan teman-teman internasional. I don't have enough energy and motivation to celebrate it like last year. But, let's see.
I hope this year will be better than last year, I wish I could fulfil my goal for this year, finish my Master Degree is my ultimate goal for this year *finger crossed.
Once again, happy birthday, to me :)
Pada point ini, saya seharusnya sudah menyadari sejak saya berada di Bandung untuk bekerja dua tahun lalu. Tapi saya ini memang tidak ada kapoknya. Saya termasuk orang yang suka mengoleksi barang-barang pritilan, misal; kartu pos, mainan kecil lucu, washi tape, kaleng lucu, lampu-lampu, tiket-tiket, etc etc. Saya juga suka mendekor kamar saya dengan hal-hal dekoratif yang sangat festive (link: Room Sweet Room). Namun, di satu sisi, karena satu dan lain hal yang di luar wewenang saya, saya juga diharuskan untuk berpindah-pindah selama saya tinggal di sini (link: Masalah-Masalah). Hal ini sedikit banyak membebani saya karena sifat saya yang semi nomaden, namun dengan barang-barang yang sudah tidak terhitung berapa banyaknya. Pakaian, buku, alat tulis, alat elektronik, pritilan (penting tidak penting), alat masak, bahan makanan, ukulele, cermin besar, dekorasi, alat olahraga (yoga mat dan dumble) kecil. Terakhir saya pindah, saya meninggalkan meja kecil IKEA, container pink IKEA, kipas angin (peninggalan Kak Eva), tempat sampah ruangan, dan yoga mat, juga sudah saya sumbangkan ke Donna Valore (untuk didonasikan ke Afrika) banyak baju-baju yang saya rasa sudah tidak saya pakai. Saya sendiri juga tidak tahu bagaimana saya akan mengatasi masalah banyaknya benda-benda ini nantinya.
Kamar saya di 6 bulan pertama (barang dekorasinya banyak kan? LOL) |
My plan for my birth-day is no plan.
Saya masih harus ke kantor internship dan menjalani hari seperti biasa. Mungkin saya akan makan malam di rumah (memasak) dengan pacar saya, hari Sabtu akan piknik dengan teman-teman PPI Milan, dan Minggu saya berencana untuk ngopi dengan teman-teman internasional. I don't have enough energy and motivation to celebrate it like last year. But, let's see.
I hope this year will be better than last year, I wish I could fulfil my goal for this year, finish my Master Degree is my ultimate goal for this year *finger crossed.
Once again, happy birthday, to me :)
Addina Faizati
'Kind-of-Spring'
23rd of March, Milan, 2018
PS: I checked on my previous post, I make a wish to have a roller coaster year ahead, so God really made it (LOL be careful for what you wished for). This year, I want to make the peaceful year full of happiness and healthy life :)