Malam ini saya mendengarkan beberapa lagu yang mungkin disebut mellow, galau, atau
sejenisnya. Bukan, bukan berarti saya sedang dirundung kesedihan seperti itu. Beberapa
lagu yang saya dengarkan adalah Payung Teduh, Tulus, Yuna, Adhitia Sofyan, sampai
John Mayer. Beberapa dari download mp3 bajakan, streaming Youtube, soundcloud,
ada juga yang dari koleksi CD saya sendiri.
Dan perbincangan
malam ini dengan beberapa teman saya
semasa kuliah maupun SMA, membuat ini semua menjadi klop. Tentang kehidupan.
Kami yang baru baru ini ‘keluar’ dari zona nyaman bernama kuliah ini (iya, kuliah itu bisa dibilang nyaman) sok tahu tentang
kehidupan dan apa itu masa depan. Berencana ini itu sini situ begini begitu. But still.
Future is scary sometimes.
Menakutkan. Mari
kembali ke realita. Setelah lulus kuliah lalu apa? Pilihannya bisa: Bekerja.
Kuliah. Menikah. Dan dari ketiga pilihan pilihan itu bisa bercabang menjadi
banyak, misal: Bekerja untuk diri sendiri apa untuk orang lain? Bekerja di
bidang yang kamu pelajari apa keluar dari jalur? Bagaimana dengan tanggapan
orang tua, tanggapan orang orang? Konsultan apa kontraktor? Kuliah S2? Di mana?
Jurusan apa? Kenapa? Biayanya? Apa beasiswa? And so on.
Belum lagi
masalah jodoh. I knew. I’m still 21. But we
don’t know what future brings to us. Right? Mau pacaran berapa puluh tahun if he or she is not the right one then we
just simply couldn’t make it. Mau baru ketemu sebulan apa dua bulan if he or she is the right one kita bisa
apa?
Nah, it is not about me anyway. It is about human
and people. Iya
kenyataannya kayak gitu. Ada terlalu banyak teori teori. Teman saya ucup, dari jurusan sebelah, yang secara random kami berbincang di malam ini, bilang, kalau kayak gini masih mau di
main main in, waktu yang terbuang jadi sayang, karena seharusnya bisa buat
serius malah buat di main main in. Yep.
He is quite true.
Di sisi lain,
Hanief pernah bilang ke saya kalau di dunia ini ada hal hal yang kita tidak
tahu mana yang benar mana yang salah. Rezeki/uang dan jodoh. We will never know jatah buat kita itu
seberapa apa siapa bagaimana dan gimana. Salah atau benar. Bisa dibilang itu
rahasia Tuhan sih. Yep. He is also true
about this.
I don’t know which theory is the better one, but ucup benar, kita
harus serius atas apa yang memang sudah waktunya serius, tapi benar juga kata
Hanief toh pada akhirnya sudah disediakan oleh Tuhan. Even we don’t know is he the right one? Is she?
Pada akhirnya
itu semua masalah komitmen. Komitmen buat bahagia dengan pilihan itu. Happiness is only a state of mind, I guess.
Bukan cuma masalah jodoh, tapi pekerjaan juga. Is it the perfect job for me? We don’t know. But God know. God know what is the best for us.
Yes, God is playing a game with us. Nobody really know what will happens. Even when it’s a good thing we do. We still don’t know. Me too.
Kemudian
playlist saya terputar secara berurutan ke Payung Teduh – Rahasia.
Rahasia tetap diam tak terucap / Untuk itu semua aku mencarimu //
Berikan tanganmu, jabat jemariku / Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu...