Aku tidak dapat mengingat dengan jelas bagaimana awal mula perjumpaan kita. Aku bahkan sempat tidak menyadari keberadaanmu di lingkunganku saat itu.
Aku selalu saja aku berusaha mengingat kenangan tentangmu yang paling pertama kali. Paling lawas. Paling awal. Kalau bisa di awal pertemuan kita. Tapi tidak. Aku hanya bisa mengingat bagian yang entah mengapa bagian itu yang aku rasa menjadi bagian awal aku mengenalmu. Padahal, saat itu tidak begitu spesial.
Saat itu sepulang sekolah.
Aku berbicara tentang sesuatu yang tidak penting untukku saat ini; namun penting untuk kita saat itu. Lalu kamu hanya menjawab dengan menggunakan bahasa jawa; “ora.”. Dan aku hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum terkikik menahan geli sambil berlalu pulang. Begitu juga dengan kamu.
Kamu mengenakan almamater biru tua saat itu.
Aku masih mengingat itu dengan jelas.
Diikuti pertemuan-pertemuan selanjutnya. Pembicaraan yang tidak penting untuk kita saat ini; namun penting untuk kita saat itu selanjutnya. Cerita cerita yang sama yang tetap saja kita bahas, meski kita sama-sama tahu cerita itu sudah kadaluwarsa, selanjutnya. Lelucon yang selalu kamu bilang tidak lucu tapi kamu tetap saja menertawakanku selanjutnya. Dan selanjutnya dan selanjutnya. Yang entah sampai kapan akan ada hal-hal yang selanjutnya.
Aku juga tidak mampu bagaimana menuliskannya dengan benar. Just like: we just don’t feel or we just don’t wanna feel?
Aku masih mengingatnya.
Saat kamu memakai almamater biru tua yang sama itu, kemarin.
Lalu sore-sore menjelang kita pulang kamu duduk santai sambil berkata; “Jangan lupa bawa minum tiap hari, ya.” Dengan menggunakan bahasa jawa.
Aku hanya tersenyum :)
Aku tiba-tiba saja teringat Rum Raisin Chocolate Ice Cream.
Yang mungkin tidak kamu ingat.
♥
Aku selalu saja aku berusaha mengingat kenangan tentangmu yang paling pertama kali. Paling lawas. Paling awal. Kalau bisa di awal pertemuan kita. Tapi tidak. Aku hanya bisa mengingat bagian yang entah mengapa bagian itu yang aku rasa menjadi bagian awal aku mengenalmu. Padahal, saat itu tidak begitu spesial.
Saat itu sepulang sekolah.
Aku berbicara tentang sesuatu yang tidak penting untukku saat ini; namun penting untuk kita saat itu. Lalu kamu hanya menjawab dengan menggunakan bahasa jawa; “ora.”. Dan aku hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum terkikik menahan geli sambil berlalu pulang. Begitu juga dengan kamu.
Kamu mengenakan almamater biru tua saat itu.
Aku masih mengingat itu dengan jelas.
Diikuti pertemuan-pertemuan selanjutnya. Pembicaraan yang tidak penting untuk kita saat ini; namun penting untuk kita saat itu selanjutnya. Cerita cerita yang sama yang tetap saja kita bahas, meski kita sama-sama tahu cerita itu sudah kadaluwarsa, selanjutnya. Lelucon yang selalu kamu bilang tidak lucu tapi kamu tetap saja menertawakanku selanjutnya. Dan selanjutnya dan selanjutnya. Yang entah sampai kapan akan ada hal-hal yang selanjutnya.
Aku juga tidak mampu bagaimana menuliskannya dengan benar. Just like: we just don’t feel or we just don’t wanna feel?
Aku masih mengingatnya.
Saat kamu memakai almamater biru tua yang sama itu, kemarin.
Lalu sore-sore menjelang kita pulang kamu duduk santai sambil berkata; “Jangan lupa bawa minum tiap hari, ya.” Dengan menggunakan bahasa jawa.
Aku hanya tersenyum :)
Aku tiba-tiba saja teringat Rum Raisin Chocolate Ice Cream.
Yang mungkin tidak kamu ingat.
♥